WBDPH8 - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menanggapi aspirasi warga terkait dampak penambangan di Parungpanjang, Kabupaten Bogor. Pasalnya aspirasi tersebut disampaikan melalui akun media sosialnya.
Tiga hari mendapati keluhanan warga, Kang Emil langsung meninjau jalur yang dilewati truk penambangan batu dan pasir. Setelah itu Kang Emil bersama rombongan berdialog bersama warga perwakilan dari Parungpanjang, Rumpin, Gunung Sindur, Cigudeg, dan daerah lainnya yang terkena dampak buruk penambangan itu.
"Tadi saya sengaja mencoba jalur itu, mobil saya sampai terjepit di antara truk-truk besar dan enggak bisa maju," kata Kang Emil di Kabupaten Bogor, Selasa (25/9).
Dalam dialog, Kang Emil menuturkan sudah memetakan semua permasalahannya. Kebijakan prioritas yang akan dilakukannya dalam waktu tujuh hari ke depan adalah memanggil seluruh pimpinan perusahaan tambang ke Gedung Sate. Maka akan dibahas mengenai keseimbangan solusi termasuk jam operasional truk.
"Saya sudah cermati ada lima problem yang saya catat. Saya tidak bisa ambil keputusan langsung hari ini tapi akan dibawa dulu ke Gedung Sate. Untuk pertama akan saya panggil dulu semua pengusaha tambang ke Bandung," tuturnya.
Mantan Wali Kota Bandung itu akan meregistrasi ulang perizinan tambang untuk semua perusahaan tambang di wilayah tersebut. Pada registrasi, akan ditambahkan pasal-pasal yang lebih adil bagi semua pihak.
"Kami akan muat pasal-pasal yang lebih adil terkait dampak lingkungan. Harus punya parkir yang luas agar tidak memakan jalan, terkait truk harus keadaan bersih sebelum beroperasi," ujarnya.
Kang Emil berkomitmen akan mewujudkan jalur khusus tambang sesuai aspirasi warga. Jalur tambang ini akan langsung menuju Tangerang tanpa melintasi permukiman warga.
"Ya kita akan prioritaskan jalan tambang langsung menuju Tangerang," ucapnya.
Untuk langkah awal, Kang Emil akan menghitung terlebih dulu biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan jalur tambang tersebut. Menurutnya akan ada dua pembiayaan, yaitu pembebasan lahan dan pembetonan atau pengaspalan jalan. Tak hanya mengandalkan biaya dari APBD, juga meminta semua perusahaan tambang berkontribusi mewujudkan jalur khusus itu.
"Kami akan menghitung dalam dua minggu ke depan berapa biaya yang diperlukan untuk jalur tambang. Pihak perusahaan pun harus turut berkontribusi," ungkapnya.
Untuk diketahui, warga Parungpanjang dan sekitarnya sejak lama mengeluhkan dampak negatif dari penambangan tersebut. Setiap harinya ada ratusan truk bertonase besar melintasi permukimannya.
Bahkan, sebanyak 70 persen warga terkena penyakit ISPA hingga TB akibat dari polusi yang ditimbulkan. Selama 2 bulan ke belakang pun telah terjadi kecelakaan sampai merenggut nyawa 3 warga akibat tertabrak truk tambang.
"Saya akan kembali lagi ke sini untuk memberikan solusinya, sementara akan dibahas dulu di provinsi. Parungpanjang ini kecamatan pertama yang saya kunjungi secara serius dan akan kami prioritaskan sampai selesai. Ini hasil curhatan warga di Instagram saya," tandasnya.
sumber : jawapos